Yantje Wongso: Dari Pengalaman Pribadi Hingga Sukses Membangun Depo Air Minum Biru di Indonesia

FRANCHISEGLOBAL.COM-Yantje Wongso, pendiri Depo Air Minum Biru, memulai perjalanannya dari pengalaman pribadi saat mengelola rumah makan keluarga di Surabaya pada tahun 2001. Ketika itu, pasokan air PDAM terhenti, dan ketersediaan air minum galon bermerek langka. Situasi ini mendorongnya untuk membeli air minum isi ulang dari depot terdekat. Meskipun harganya terjangkau, Yantje meragukan kualitasnya karena proses pengisian dan penutupan galon yang kurang higienis.
Pengalaman tersebut mengingatkannya pada masa studi di Amerika Serikat, di mana ia sering membeli air minum isi ulang berkualitas baik dengan harga murah melalui mesin penjual otomatis. Terinspirasi oleh konsep tersebut, Yantje melihat peluang untuk menghadirkan air minum berkualitas dengan harga terjangkau di Indonesia. Bersama adiknya, seorang profesor di bidang teknologi pangan, ia melakukan riset dan mengembangkan teknologi ozonisasi 100% untuk memastikan kualitas air minum yang setara dengan produk pabrikan.
Pada Mei 2002, Yantje mendirikan Depo Air Minum Biru pertama di Surabaya. Dengan penerapan teknologi ozonisasi 100%, Biru berhasil menawarkan air minum berkualitas tinggi dengan harga sekitar sepertiga dari produk pabrikan. Keberhasilan ini mendorongnya untuk mengembangkan bisnis melalui model waralaba. Pada November 2006, Biru resmi menawarkan waralaba kepada publik, dan hingga November 2016, telah memiliki 266 gerai di seluruh Indonesia.
“Saya sadar bahwa air minum merupakah kebutuhan, tapi setiap rumah pasti sudah punya air, jadi sifatnya tidak mendesak. Makanya, kadang ada orang yang sudah lewat 10 kali depan Depo Air Minum Biru, tidak membeli walaupun sudah diberi kupon gratis. Namun, setelah mereka disuruh mencoba langsung, barulah merasakan dan menyadari kualitas airnya ternyata segar,” ungkap CEO & Founder PT Biru Semesta Abadi itu.
Kesuksesan Biru tidak terlepas dari fokus pada tiga faktor utama: harga terjangkau, kualitas terbaik setara dengan produk pabrikan, dan memenuhi kebutuhan dasar akan air minum. Pendekatan ini membuat Biru menjadi pilihan utama konsumen yang mencari air minum berkualitas dengan harga ekonomis. Selain itu, Biru telah menerima berbagai penghargaan bergengsi, termasuk Brand Top of Mind, Indonesia Digital Popular Brand, dan Franchise Market Leader.
Dengan visi untuk terus tumbuh dan memimpin pasar air minum isi ulang di Indonesia, Yantje Wongso dan Depo Air Minum Biru berkomitmen menyediakan air minum berkualitas tinggi dengan harga terjangkau bagi masyarakat luas.
“Saat awal menerapkan pola franchise itu, saya sudah punya tiga cabang dan adik saya satu cabang di Jakarta yang dijadikan pilot project franchise,” kata Yantje. Dia menggunakan jasa konsultan franchise dalam mengembangkan bisnis waralaba Air Minum Biru. Dia juga mulai masuk ke organisasi franchise dan aktif mengikuti event pameran waralaba, sehingga bisa bertemu dengan calon franchisee yang menjadi mitra bisnisnya.
Tantangan bisnis Air Minum Biru, sebagaimana dituturkan Yantje, ialah bagaimana percepatan untuk pertumbuhan karena bisnis ini membutuhkan modal besar dan berorientasi jangka panjang. “Saya kira tidak ada pabrik yang didirikan hanya untuk balik modal dalam setahun atau dua tahun. Itu tidak mungkin, karena mereka perlu membangun infrastruktur, perlu permesinan yang mumpuni, dan biaya sewa properti,” katanya menegaskan.
Dan, tantangan terberat bagi Yantje ialah mengedukasi masyarakat bahwa ada bisnis air minum yang kualitasnya terbaik, tapi harganya cuma sepertiganya. Setahun belakangan, dia gencar mempromosikan slogan citra “Biru Pilihan Baru”, dan kampanye pemasaran tersebut akan berlanjut di tahun 2025.
